Pembebasan Korban Air Asia
Panglima Pembebas Korban AirAsia QZ 8501
Sebagaimana telah penulis sampaikan terdahulu, (Baca "Raja Jin Sandera Korban AirAsia") maka Tim Penyelamat segera menyadari keadaan ini, dan segera menghubungi "Panglima Burung" dan" Panglima Naga" Kedua Tokoh ini adalah ahli supranural terkenal di Kalimantan, Kedua tokoh ini kemudian segera melaksanakan ritual untuk melakukan perundingan ghaib dengan Raja Jin Selat Karimata, Awalnya perundingan sempat berjalan alot, namun setelah terjadi pertarungan yang cukup seru Panglima Burung dan Panglima Naga berhasil mengalahkan Raja Jin dimana kemudian Panglima Burung dan Panglima Naga memerintahkan Raja Jin untuk segera membebaskan jasad para korban AirAsia QZ 8501 secepatnya.
Siapakah sosok Panglima Burung dan Panglima Naga ?
Untuk sosok Panglima Naga, atas permintaan beliau maka penulis tidak dapat menceritakan siapa dan bagaimana beliau yang sebenarnya, karena sosok Panglima Naga ini adalah tipikal orang yang tidak suka dipublikasikan. demikian juga dengan sosok Panglima Burung hanya saja sosok Panglima Burung sedikit lebih terbuka.
Ada banyak sekali versi cerita mengenai sosok ini, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.
Kesederhanaan pun identik dengan sosok Panglima Burung. Walaupun sosok yang diagungkan, ia tidak bertempat tinggal di istana atau bangunan yang mewah. Ia bersembunyi dan bertapa di gunung dan menyatu dengan alam. Masyarakat Dayak pedalaman pun tidak pernah peduli dengan nilai nominal uang. Para pendatang bisa dengan mudah berbarter barang seperti kopi, garam, atau rokok dengan mereka.
Panglima Burung jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak.
Panglima burung memang sosok yang sangat penyabar, namun jika batas kesabaran sudah melewati batas, perkara akan menjadi lain. Ia akan berubah menjadi seorang pemurka. Ini benar-benar menjadi penggambaran sempurna mengenai orang Dayak yang ramah, pemalu, dan penyabar, namun akan berubah menjadi sangat ganas dan kejam jika kesabarannya sudah habis
0 comments: